![]() |
JENAZAH DIPERANKAN OLEH EVA AULIA KLS. XI |
PESANTREN PUTRI AS-SYAFI'IYAH. OSPA (Organisasi Siswa Pesantren Putri As-Syafi'iyah) bekerjasama dengan SMT mengadakan Acara yang bertema "MENGENAL DIRI". salah satu kegiatannya adalah dengan Membuat sebuah Simulasi tentang Kematian, agar kita mengetahui betapa semua mahluk itu pasti mati dan manusia itu pasti akan dipertanggung jawabkan setiap perbuatannya ketika hidup.
Terlihat para santri begitu banyak yang merenung, bahkan hampir semua santri menangis tatkala simulasi ini dibuat, dengan dipandu oleh tim SMT.
sekedar pengetahuan tentang "KEMATIAN" lihat ayat-ayat dibawah ini :
![]() |
SANTRI PESANTREN PUTRI AS-SYAFI'IYAH |
Iman kepada hari akhir merupakan perkara yang sangat penting dan
begitu ditekankan dalam banyak ayat al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman
(yang artinya), “Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya balasan atas kalian akan disempurnakan kelak pada hari
kiamat. Barangsiapa yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga maka sungguh dia telah beruntung. Tidaklah kehidupan dunia
itu melainkan kesenangan yang menipu.” (QS. Ali ‘Imran: 185)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Sesungguhnya
kematian yang kalian berusaha lari darinya itu pasti akan menemui
kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui
perkara ghaib maupun perkara yang tampak lalu Allah akan mengabarkan
kepada kalian apa saja yang telah kalian kerjakan -di dunia-.” (QS. al-Jumu’ah: 8)
![]() |
PARA SANTRI SEDANG MENYAKSIKAN SAMBIL MERENUNG (BAHWA SEMUA PASTI AKAN MERASAKAN KEMATIAN) |
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia,
bertakwalah kepada Rabb kalian, karena sesungguhnya kegoncangan pada
hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. Pada hari itu
kamu akan melihatnya, setiap ibu yang menyusui lalai dari susuannya,
dan setiap ibu yang hamil pun berguguran kandungannya. Dan kamu melihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan
tetapi siksaan Allah yang amat keras.” (QS. al-Hajj: 1-2).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Pada hari itu setiap
orang akan lari meninggalkan saudaranya, ibu maupun ayahnya, istri dan
anak-anaknya. Setiap orang diantara mereka pada hari itu memiliki urusan
yang sangat menyibukkan diri mereka sendiri.” (QS. ‘Abasa: 34-37)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan diletakkanlah kitab
(catatan amal) itu, maka kamu lihat orang-orang yang berbuat dosa
dirundung ketakutan melihat apa yang tertulis padanya, dan mereka
berkata, “Kitab apakah ini; ia tidak meninggalkan perkara yang kecil
ataupun yang besar kecuali ia perhitungkan juga.” Mereka dapati segala
yang pernah mereka lakukan tertulis di sana. Dan Rabbmu tidak akan
berbuat zalim kepada siapapun.” (QS. al-Kahfi: 49)
![]() |
OSPA PESANTREN PUTRI DENGAN TEAM SMT |
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami letakkan
timbangan-timbangan keadilan pada hari kiamat, maka tidak ada satu jiwa
pun yang akan terzalimi sedikit pun. Meskipun kebaikan itu hanya sekecil
biji sawi, maka Kami akan tetap mendatangkannya, dan cukuplah Kami
sebagai penghisabnya.” (QS. al-Anbiya’: 47)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semuanya tentang segala yang pernah mereka amalkan -di dunia-.” (QS. al-Hijr: 92-93)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Berlomba-lombalah kalian
menuju ampunan dari Rabb kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya. Itulah karunia dari Allah, Allah memberikannya kepada
siapa pun yang dikehendaki oleh-Nya. Allah adalah pemilik karunia yang
sangat agung.” (QS. al-Hadid: 21)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang
menginginkan kehidupan dunia serta perhiasannya maka Kami akan
sempurnakan bagi mereka balasan atas amal-amal mereka di dunia itu dalam
keadaan mereka tidak dirugikan sama sekali. Mereka itulah orang-orang
yang tidak mendapatkan balasan apa-apa di akherat kecuali neraka,
lenyaplah sudah apa yang dahulu mereka perbuat di sana, dan sia-sia amal
yang dahulu mereka lakukan.” (QS. Hud: 15)
Allah ta’ala menceritakan ajakan seorang rasul kepada kaumnya (yang artinya), “Wahai
kaumku, ikutilah aku niscaya akan kutunjukkan kepada kalian jalan
petunjuk. Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
kesenangan (yang semu), dan sesungguhnya akherat itulah tempat menetap
yang sebenarnya.” (QS. Ghafir: 38-39)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Akan tetapi ternyata kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia, sementara akherat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. al-A’la: 16-17)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri darinya maka
tidak akan dibukakan untuk mereka pintu-pintu langit dan tidak akan
masuk ke dalam surga sampai unta bisa masuk ke dalam lubang jarum.
Demikian itulah Kami akan membalas orang-orang yang berdosa/kafir itu.” (QS. al-A’raaf: 40)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka penduduk neraka pun
memanggil penduduk surga: ‘Berikanlah kepada kami air minum atau
-makanan- apa saja yang diberikan Allah kepada kalian.’ Maka mereka
menjawab, ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan keduanya bagi orang-orang
kafir’, yaitu orang-orang yang telah menjadikan agama mereka sebagai
bahan senda gurau dan permainan dan tertipu oleh kehidupan dunia. Maka
pada hari ini Kami lupakan mereka, sebagaimana dulu -ketika di dunia-
mereka telah melupakan hari pertemuan mereka ini dan juga karena dahulu
mereka senantiasa menentang ayat-ayat Kami.” (QS. al-A’raaf: 50-51)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan beramal salih bagi mereka itu surga-surga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai. Itulah keberuntungan yang sangat besar…” (QS. al-Buruj: 11)
Dari Aisyah radhiyallahu’anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada
hari kiamat umat manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas
kaki, telanjang, dan belum dikhitan.” Maka Aisyah mengatakan, “Wahai
Rasulullah, perempuan dan laki-laki dikumpulkan menjadi satu? Tentu saja
mereka akan saling melihat satu dengan yang lain.” Maka beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya
urusan di waktu itu lebih dahsyat sehingga untuk saling memperhatikan
satu dengan yang lain pun mereka tidak sempat.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6527] dan Muslim dalam Kitab al-Jannah wa Shifatu Na’imiha wa Ahliha [2859])
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak
kematian akan didatangkan dalam bentuk seekor domba putih
kehitam-hitaman. Lalu ada yang berseru, ‘Wahai penduduk surga’ maka
mereka pun mendongakkan kepala seraya memandanginya. Lalu ditanyakan
kepada mereka, ‘Apakah kalian mengenalinya?’. Maka mereka menjawab,
‘Iya. Ini adalah kematian.’ Dan mereka semua pun telah melihatnya. Lalu
diserukan lagi, ‘Wahai penduduk neraka.’ maka mereka pun mendongakkan
kepalanya seraya memandanginya. Lalu ditanyakan, ‘Apakah kalian
mengenalinya?’. Mereka menjawab, ‘Iya. Ini adalah kematian’. Dan mereka
semua pun telah ikut melihatnya. Kemudian domba (kematian) pun
disembelih, dan dikatakan, ‘Wahai penduduk surga, kekallah. Tiada lagi
kematian’, ‘Wahai penduduk neraka, kekallah. Tiada lagi kematian.’
Kemudian Nabi membaca ayat (yang artinya), “Dan berikanlah peringatan
kepada mereka akan hari penyesalan ketika keputusan itu sudah ditetapkan
sementara mereka tenggelam dalam kelalaian.” Mereka memang berada dalam
kelalaian; yaitu para pemuja dunia, “dan mereka pun tidak beriman.” (QS. Maryam: 39).” (HR. Bukhari dalam Kitab Tafsir al-Qur’an [4730])
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila
para penduduk surga telah memasuki surga dan para penduduk neraka pun
telah memasuki neraka maka didatangkanlah kematian hingga diletakkan di
antara surga dan neraka, kemudian kematian itu disembelih. Lalu ada yang
menyeru, ‘Wahai penduduk surga, kematian sudah tiada. Wahai penduduk
neraka, kematian sudah tiada’. Maka penduduk surga pun semakin bertambah
gembira sedangkan penduduk neraka semakin bertambah sedih karenanya.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6544] dan Muslim dalam Kitab al-Jannah wa Shifatu Na’imiha wa Ahliha [2850])
Dari Sahl radhiyallahu’anhu, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh,
tempat meletakkan cemeti di surga itu jauh lebih baik daripada dunia
dan seisinya. Dan sungguh berangkat di pagi hari atau di sore hari dalam
rangka berjuang di jalan Allah itu jauh lebih baik daripada dunia dan
seisinya.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6415])
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang masuk surga maka dia akan selalu senang dan tidak akan merasa
susah. Pakaiannya tidak akan usang dan kepemudaannya tidak akan habis.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Jannah wa Shifatu Na’imiha wa Ahliha [2836])
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, tidak ada kehidupan sejati selain kehidupan akherat.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6413])
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata, “Jadilah
kalian anak-anak akherat, dan jangan menjadi anak-anak dunia.
Sesungguhnya hari ini adalah amal dan belum ada hisab, sedangkan besok
yang ada adalah hisab dan tidak ada lagi waktu untuk beramal.” (HR. Bukhari secara mu’allaq dalam Kitab ar-Riqaq, lihat Shahih Bukhari cet. Maktabah al-Iman hal. 1307).
Yahya bin Mu’adz ar-Razi rahimahullah berkata, “Dunia
ini adalah khamr setan. Barangsiapa yang mabuk karenanya niscaya dia
tidak akan sadar kecuali di tangan tentara kematian dalam keadaan
menyesal bersama golongan orang-orang yang merugi.” (lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 482 cet. Dar al-Hadits)
Ada seseorang yang bertanya kepada Muhammad bin Wasi’, “Bagaimana
keadaanmu pagi ini?”. Beliau menjawab, “Bagaimanakah menurutmu mengenai
seorang yang melampaui tahapan perjalanan setiap harinya menuju alam
akherat?” (lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 482)
Al-Marudzi mengatakan: Aku pernah bertanya kepada [Imam] Ahmad bin
Hanbal, “Bagaimana keadaanmu pagi ini?”. Maka beliau menjawab,
“Bagaimanakah keadaan seorang hamba yang Rabbnya senantiasa menuntutnya
untuk menunaikan kewajiban-kewajiban. Nabinya juga menuntut dirinya
untuk mengerjakan Sunnah/tuntunannya. Begitu pula, dua malaikat yang
menuntutnya untuk memperbaiki amalan. Sementara hawa nafsu menuntut
dirinya untuk memperturutkan kemauannya. Iblis mengajaknya untuk
melakukan berbagai perbuatan keji. Malaikat maut juga menunggu-nunggu
untuk mencabut nyawanya. Dan di sisi yang lain, anak dan istrinya pun
menuntut untuk diberikan nafkah?!” (lihat Aina Nahnu min Akhlaqis Salaf, hal. 19)
Sebagian orang arif berkata, “Bagaimana bisa merasakan kegembiraan
dengan dunia, orang yang perjalanan harinya menghancurkan bulannya, dan
perjalanan bulan demi bulan menghancurkan tahun yang dilaluinya, serta
perjalanan tahun demi tahun yang menghancurkan seluruh umurnya.
Bagaimana bisa merasa gembira, orang yang umurnya menuntun dirinya
menuju ajal, dan masa hidupnya menggiring dirinya menuju kematian.”
(lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 483)
Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar.
Robbanaa aatinaa fid dunya hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa
‘adzaaban naar.